Kamis, 24 Februari 2011

chroma part 8


*Pagi hari, Hari Debut BEAST*
Aku bangun pagi sekali hari ini, karena aku harus bersiap-siap menuju dorm BEAST. Ya, hari ini mereka akan tampil untuk pertama kalinya di hadapan masyarakat luas.. aku sangat bangga dengan mereka, khususnya adikku. Setelah penantian panjangnya untuk debut, akhirnya hari ini dia akan debut juga. Kuharap appa dan umma bisa ada di sini bersama kami. Kuyakin mereka pasti bangga melihat Hyunseung berhasil mencapai cita-citanya.

“Appa dan Umma sekarang pasti bangga kan melihat Hyunseung?” kataku sambil menatap foto terakhir aku dan Hyunseung bersama dengan appa dan umma. Tanpa terasa air mataku menetes saat mengingat appa dan umma.

La la la la la la.. neol bu reu neun noraega.. ireon noraega.. la la la la la la.. la la la la la la.. neol bu reu neun noraega.. ireon noraega.. la la la la la la..

Suara ponselku membuyarkan lamunanku tentang appa dan umma. Akupun segera menghapus air mataku dan mengangkat teleponku itu.
“Yeoboseyo.”
“Yoon Hee-yah, ini appa.”
“Ooh ne.”
“Yoon Hee, suaramu kenapa? Kau habis menangis?” tanya appa khawatir.
“Anni.”
“Baiklah, jika ada apa-apa kau harus cerita pada kami atau pada Hyunseung. Jangan dipendam sendiri.”
“Ne. Appa dan Umma kapan pulang?”
“Sepertinya baru minggu depan. Kau tahukan kami sibuk sekali di toko baru kita ini.”
“Ne, jaga kesehatan kalian. Aku tidak mau kalian sakit.”
“Yoon Hee-yah, kau juga jaga kesehatanmu. Oh iya, sampaikan permintaan maaf kami, karena kami tidak bisa menyaksikan Hyunseung secara langsung.”
“Ne appa, aku harus segera bersiap-siap. Sampaikan salamku pada umma.” Kataku menutup obrolanku dengan appa.
Akupun segera bersiap-siap mandi dan berpakaian, hari ini tak lupa aku membuatkan cupcake khusus untuk mereka semua. Kuharap mereka akan menyukai cupcake buatanku ini.

*Dorm BEAST*
Aku menekan bel dorm mereka berkali-kali, setelah lama menunggu, akhirnya seseorang membukakan pintunya untukku.
“Ne. Yoon Hee-yah silakan masuk.” kata Doojoon sambil menarik tanganku untuk masuk ke dalam dorm.
“Wah, noona / Yoon Hee kau datang juga ke sini?” kata mereka semua kompak.
 “Noona, apa yang kau bawa itu?” Tanya Hyunseung sambil menatap tas kertas yang aku bawa-bawa dari tadi.
“Ooh, aku membawakan cupcake untuk kalian.” Kataku sambil membuka tas kertas tersebut.

 
“Cupcake???” kulihat mata mereka semua berbinar-binar melihat kue-kue itu.
“Kau membuatnya sendiri noona?” Tanya Kikwang sambil memakan cupcake itu.
“Tidak. Aku menyihirnya.” Kataku datar.
“Hahahahaha,, noonaku ini semakin lucu saja.” Kata HyunSeung sambil mencubit pipiku.
“Aish, sakit tahu. Oh ya, tadi appa dan umma meminta maaf karena tidak bisa melihat kau secara langsung.”
“Ne. mereka sudah menelponku tadi.” Katanya sambil memakan cupcake.
“Wah, cupcake buatanmu enak sekali noona.” Yoseob berkata dengan mulut penuh makanan.
“Yah Yoseob, habiskan dulu makananmu. Mana pantas seorang laki-laki berbicara dengan mulut penuh makanan di depan seorang wanita.” Kata Junhyung sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Yoseob.
“Ooh, mianhae, Yoon Hee noona.” Yoseob pun memasang tampang kekanak-kanakannya.
“Ne. gwaenchana.”
Setelah mereka semua menyantap habis cupcake buatanku, mereka semua pun bersiap-siap untuk segera berangkat menuju tempat mereka tampil. Sedangkan aku hanya duduk di ruang tamu mereka dan memperhatikan mereka yang mondar-mandir atau sibuk sendiri dengan urusannya masing-masing.

*Sore hari*
Sesampainya di tempat acara itu, aku pun segera diseret untuk ikut masuk ke ruang tunggu BEAST.
“Aaaaah,, aku sangat gugup sekali.” Kata Yoseob sambil berjalan mondar mandir di hadapanku yang sedang duduk bersama dengan Hyunseung.
“Yah, Yoseob. Kau tidak bisa duduk ya?? Aku pusing melihatmu mondar mandir seperti itu.” teriak Junhyung yang sedang meminum coke.
“Kalau begitu kau tidak usah melihat ke arahku.” kata Yoseob sambil tetap berjalan mondar mandir.
Aku hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku mereka. Kulihat Doojoon sedang bermain dengan ponselnya,

Dongwoon sedang di make up

Kikwang sedang tertidur

Junhyung yang sedang menunggu giliran di make up sambil meminum coke


Yoseob yang sedang mondar mandir sambil bernyanyi-nyanyi random

dan Hyunseung yang duduk di sebelahku sedang mendengarkan music dari Ipodnya.
“Hyunseungie, hari ini siapa saja yang akan tampil?” kataku sambil melepas salah satu earphone yang menempel (?) di telinganya.
“Hmm,, kalau tidak salah ada Super Junior, Shinee, SNSD, U-Kiss dan kami, BEAST.” Saat Hyunseung menyebutkan nama U-Kiss, dia sedikit tersenyum penuh makna padaku.
“Super Junior? Berarti ada…………?” mengingat nama Super Junior aku jadi teringat Gi Hae yang telah menyebarluaskan nomorku pada Leeteuk-ssi, “Ingatkan aku untuk memarahi Gi Hae nanti.” Kataku dalam hati.
“Ada siapa noona?” Tanya Dongwoon tiba-tiba muncul dan langsung duduk di sebelahku.
“Ada…… ada member Super Junior pasti.” Jawabku gugup.
“Ooh.” Katanya singkat.

Without you neomu bogo shipeunde…. Without you nal yongseohaejullae…. Without you neoman saranghaneunde.. Can’t live without you…

Kulihat layar ponselku,
_curly monkey_ calling
Segera saja kuangkat panggilan dari Xander itu.
“Yoon Hee-yah, kau ada dimana? Kau datang kan?”
“Aigo Xander, tidak bisakah kau tidak heboh seperti itu?”
“Kau ada dimana? Tell me Tell me Tell me.” Katanya sambil bernyanyi ala Wonder Girls v.v
“Aku ada di ruang tunggu BEAST.”
“Baiklah, aku akan segera ke sana.” Katanya sambil memutus pembicaraan kami. Tak lama setelah itu kudengar ketukan di pintu, dan Yoseob segera membukakan pintu.
“Ooh, Xander-ssi, kau pasti mencari Yoon Hee noona kan?”
“Ahh, ne. dia ada di dalam kan?” katanya sambil masuk ke dalam ruangan itu. Begitu melihatku, diapun segera berlari menghampiriku dan memelukku.
“Omona, Xander-ah. Lepaskan aku. aku tidak bisa bernapas.”
“Oh, mianhae. Habisnya aku rindu sekali padamu.” Katanya sambil melepaskan pelukannya dan tersenyum dengan wajah tanpa dosa.


“Kalian yakin kalian tidak berpacaran?” Tanya Kikwang tiba-tiba, seingatku tadi dia masih tertidur,, kenapa aku tidak melihat dia bangun yaa -_- dan kurasakan semua mata yang ada di ruangan itu menatap tajam ke arah kami berdua, bahkan Hyunseung pun ikut-ikutan menatap tajam ke arahku.
“Kami tidak berpacaran.” Jawan Xander, “Tapi kami akan segera menikah.” Lanjutnya sambil melingkarkan tangannya ke pundakku.
Mereka semua memandang Xander dengan tatapan tak percaya, aku sendiri masih shock mendengar jawabannya itu.
“Hahahahahahahahahaha,, aku hanya bercanda. Kenapa kalian kaget seperti itu?”
“Yah, hyung, kau hampir saja membuat mereka percaya.” Kata Hyunseung sambil memukul Xander, sedangkan Xander hanya tertawa saja.
“Sudahlah, kau kembali saja ke teman-temanmu itu Xander.” Kataku sambil mendorong Xander keluar.
“Hyunseung-ah, kupinjam noona mu sebentar ya.” Kata Xander pada Hyunseung.
“Pinjam? Kau pikir aku ini barang?” kataku setengah marah pada Xander.
“Ne, hyung. Bawa saja. Tapi kembalikan dengan utuh ya v.v” jawab Hyunseung mengacuhkan kata-kataku.
“Yah, Jang Hyun Seung.. kau…..” belum sempat aku meneruskan omelanku pada Hyunseung, Xander sudah menarikku keluar dari ruang tunggu BEAST.

*Dongwoon POV*
Hari ini hari istimewa bagi kami, BEAST. Aku sangat senang hari ini, bukan saja karena kami akan memulai debut kami, tapi juga karena seharian ini noona akan selalu bersama-sama dengan kami. Oh iya, sikapku terhadap noona juga sudah tidak secanggung dulu, walaupun aku masih suka sedikit cemburu jika noona dekat-dekat dengan pria lain.
Seperti sekarang ini, saat Xander-ssi mengunjungi noona di ruang ganti kami. Dia tiba-tiba saja langsung memeluk noona dan yang membuat aku bertambah kaget adalah saat dia bilang bahwa mereka ingin menikah. Hal itu membuatku terkena serangan jantung mendadak, walaupun akhirnya Xander-ssi memberitahu bahwa itu hanya bercanda saja.
“Dongwoon-ah, kenapa kau melamun seperti itu?” Tanya Hyunseung hyung memecah lamunanku dan duduk di sebelahku.
“Aah, hyung. Aku tidak sedang melamun.”
“Kau pasti memikirkan kata-kata Xander hyung kan? Kau tenang saja Dongwoon-ah, Xander hyung memang sering sekali mengatakan bahwa dia dan noonaku adalah calon suami istri.”
“Oh ya?”
“Ya, seperti itulah mereka. Bahkan orang tua Xander hyung saja sering memanggil Yoon Hee noona dengan sebutan menantu.” Mendengar kata-kata Hyunseung hyung, hatiku seperti tertusuk ribuan panah L
“Tapi sepertinya memang tak ada hubungan apa-apa diantara mereka kok. Jadi, jika kau memang benar-benar menyukai noonaku, kau harus terus mengejarnya.” Lanjut hyunseung hyung sambil menepuk-nepuk bahuku, “Tapi, jika kau ataupun pria lain menyakiti perasaan Yoon Hee noona, maka kalian harus bersiap-siap berhadapan denganku!”
Perkataan terakhir Hyunseung hyung yang lebih mirip seperti ancaman benar-benar membuatku takut.
*End of Dongwoon POV*

*Yoon Hee POV*
“Yah, Xander, kau mau membawaku kemana? Apakah kau mau menculikku?”
“Aish, bodoh sekali dirimu. Aku tidak akan mau menculik gadis galak sepertimu!” katanya masih dengan menarik tanganku.
Saat kami sudah berdiri di depan sebuah ruangan yang baru saja kutahu sebagai ruang tunggu U-Kiss, kudengar suara berisik dari dalam ruangan itu. kamipun masuk ke dalam dan segala aktivitas mereka terhenti saat kami memasuki ruangan.
“Annyeong noona/Yoon Hee.” Sapa mereka kompak.
“Noona kau datang untuk menonton kami yaa?” kata Kevin mendekatiku.
“Tidak Kevin-ah. Aku datang untuk adikku. Hari ini dia akan debut bersama dengan teman-temanya. Tapi aku juga mau mendukung kalian kok.”
“Adikmu? Adikmu juga akan tampil?” Tanya SooHyun kaget.
“Memang siapa adikmu?”Kiseop ikut-ikutan bertanya.
“Jang Wooyoung dari 2PM ya?” jawab Dongho asal.
“Bukan.”
“Lalu siapa?” Tanya ELI tak sabar.
“Jang Hyunseung dari BEAST.”
“Ooh,. Berarti dia itu teman Junhyung hyung ya?” kata Kevin
“Kau kenal Junhyung juga Kevin.”
“Tentu saja. Aku kan…” namun kata-kata Kevin terhenti karena suara pintu yang terbuka, kami semua mengarahkan pandangan kami ke arah pintu dan melihat Kibum masuk dengan… Jii Raa o.O?


“Jii?”,, “Yoon Hee eonnie?” kata kami sama-sama kaget.
“Kalian sudah kenal ya?” Tanya Xander.
“Tentu saja, dia itu memberku di Chroma.” Jawabku.
“Xander oppa, kau mengenal Yoon Hee eonnie?” Tanya Jii tak percaya.
“Tentu saja, dia kan calon istriku. Masa aku tidak mengenalnya.” Lagi-lagi pernyataan Xander membuat seisi ruangan shock, kulihat Jii membelalakan matanya menatapku dan Xander bergantian.
“Anni, itu tidak benar. Kami hanya berteman.” Jelasku pada mereka dan mereka semua menarik napas lega (?)
Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan mereka, akhirnya aku berpamitan dengan para member U-Kiss dan Jii Raa. Akupun segera kembali ke ruangan BEAST, namun saat sampai disana, kulihat ruangan itu sudah kosong.
“Hmm,, kenapa aku ditinggal oleh mereka?” Kataku dalam hati dan berjalan mencari mereka. Saat tiba di belakang panggung, kulihat seseorang yang mirip dengan Dongwoon, akupun menghampirinya, benar saja itu mereka dan mereka sedang menertawakan Yoseob o.O?
“Yah, Junhyung-ah, ada apa?” tanyaku pada Junhyung yang posisi berdirinya lebih dekat denganku.
“hahahahahahahahahhaha,, Yoseob,, hahahhaa.. lucu… hahaaha.” Katanya di sela-sela tertawanya.
“Yoseob? Lucu? Kenapa?”
“Dia,, dia menarik Taemin,, dia mengira itu Gi Hae.”
“Gi Hae??” mendengar nama itu aku jadi teringat untuk memarahinya ==” akupun segera menerobos kerumunan untuk mencari Gi Hae dan kutemukan dia sedang melihat Yoseob yang masih bengong.
“Gi Hae.” Kataku berteriak, kulihat dia agak kaget dengan suaraku. Akupun segera menariknya menjauhi kerumunan orang-orang itu.
Setelah sampai di tempat yang agak sepi, segera kumulai saja omelanku.
“Lee Gi Hae, apa maksudmu menyebarluaskan nomorku pada orang lain?”
“Nomor? Orang lain? Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan eonnie.”

“Kau memberikan nomorku pada  Leeteuk-ssi kan? Bagaimana kalau ternyata Leeteuk-ssi menyalahgunakan nomorku?”
“Aku? memberikan nomor ponsel eonnie pada Leeteuk oppa.” Tanyanya dengan wajah bodohnya itu v.v
“Iyaa, dia bilang dia dapat nomorku darimu.”
“Aku tidak pernah memberikan nomormu padanya.”
“Lalu bagaimana dia bisa mendapatkan nomorku jika bukan dari dirimu?”
“Aku………………” belum sempat Gi Hae menjawab pertanyaanku, tiba-tiba saja Leeteuk-ssi sudah muncul di hadapan kami.

"Ah, Gi Hae-ya kau datang jug-... eh... eng... Yoon Hee-sshi..." sapa Leeteuk-ssi pada kami berdua.
Aku hanya meliriknya sekilas dan kembali menatap tajam ke arah Gi Hae.
“Oppa, memangnya aku memberikan nomor ponsel Yoon Hee eonnie padamu.” Tanya Gi Hae tiba-tiba pada Leeteuk-ssi. Akupun segera mengalihkan pandanganku ke arahnya.
“Ne. bukankah kemarin kau yang memberikan nomor Yoon Hee-ssi padaku.” Jawabnya.
“Aku? Aku tidak merasa memberikan nomor eonnie padamu oppa.”
“Kau sudah lupa Gi Hae-ya?”
“Lupa? Aku memang tidak merasa memberikanmu nomor Yoon Hee eonni. Jangan-jangan kau mencurinya dari ponselku ya?”
“Anniyo.. aku memintanya darimu dan kau yang memberikannya padaku. Mana mungkin aku mencuri nomornya darimu.” mereka pun melanjutkan adu mulut mereka tanpa memperdulikan aku yang ada di hadapan mereka.
“YAH, KALIAN BERDUA HENTIKAN PERTENGKARAN KALIAN ITU!!!” teriakku pada mereka berdua,, aku sudah bosan melihat mereka berdua bertengkar seperti itu. mendengar teriakanku merekapun segera menutup mulut mereka dan menatapku dengan tampang ketakutan.
“Kalian sudah selesai bertengkarnya? Aku sudah tidak peduli lagi siapa yang meminta atau siapa yang memberikan nomorku. Telingaku sakit mendengar ocehan kalian terus menerus seperti itu.” kataku tanpa berhenti yang menyebabkan mereka berdua terbengong-bengong melihat sikapku. Saat aku hendak melanjutkan kata-kataku, tiba-tiba saja Hyunseung muncul di sebelahku.
“Yah, Leeteuk sunbae-nim. Kau mengganggu noona ku yaa hingga dia marah besar seperti itu? Apa yang telah kau lakukan pada noonaku?? Aku tidak suka jika ada orang yang mengganggu noonaku seperti ini!!” kata Hyunseung yang tiba-tiba saja langsung memarahi Leeteuk-ssi.
Aku, Gi Hae dan Leeteuk-ssi hanya bisa bengong melihat Hyunseung yang tiba-tiba saja marah-marah seperti itu. sebelum Hyunseung melanjutkan omelannya, aku segera menariknya menjauh dari Leeteuk-ssi dan Gi Hae.
“Hyunseung-ah, kenapa kau tiba-tiba marah-marah seperti itu tadi?”
“Noona, apa yang dia lakukan terhadapmu sampai kau berteriak-teriak seperti itu?” Tanyanya sambil memeriksa keadaanku.
“Aish, Jang Hyun Seung, aku tidak apa-apa. “
“Jadi dia tidak bersikap macam-macam pada noona?”
“Tidak -___________-“
“Ooh, baiklah.” Katanya lalu meninggalkan aku sendirian yang berdiri seperti orang bodoh. “Noona, kau mau diam saja disitu?”
Akupun segera berlari mengejarnya dan mengikutinya kembali ke teman-temannya. 
"Yoo Riem-ah, kau datang juga?" tanyaku kaget saat Yoo Riem juga ada bersama-sama dengan member BEAST.
"Eonnie mengajakku datang kan? lagipula aku sedang tidak ada kerjaan, jadi kusempatkan datang ke sini." jawabnya sambil tersenyum.

Lalu akhirnya aku dan Yoo Riem pun pergi untuk menonton penampil-penampil hari itu..
Sepanjang acara itu aku terus saja mendiamkan Gi Hae karena aku masih kesal dengan sikapnya itu. Seenaknya saja dia menyebarluaskan nomor ponselku dan tidak mau mengakui bahwa dia yang memberikan nomor itu -.- 

Akupun hanya  memperhatikan penampilan-penampilan para boyband dan girlband. Saat tiba penampilan U-Kiss, aku tidak bisa berhenti memandangi penampilan Xander. Xander yang biasanya lucu dan aneh bisa begitu berbeda jika sudah tampil di atas panggung. Aku sesekali mengabadikan penampilannya dengan kameraku. Aku bisa menggunakan foto-foto itu untuk meledeknya ^^

Aku juga menyaksikan penampilan SHINee, aku memperhatikan Taemin, dia begitu mirip sekali dengan Gi Hae. Pantas saja tadi Yoseob sampai salah mengiranya sebagai Gi hae.

Saat penampilan Super Junior, aku merasakan pandangan Leeteuk-ssi terus mengarah ke arahku. aku hanya sesekali membalas tatapannya dan kembali sibuk melihat foto-foto yang ada di kameraku.
Akhirnya tiba saatnya penampilan BEAST, aku tak henti-hentinya mengungkapkan kekagumanku pada mereka. Aku jadi ingat saat aku kadang-kadang menemani mereka latihan. Mereka yang kadang-kadang malah memaksaku untuk ikut berlatih bersama dengan mereka. Mereka yang biasanya selalu bercanda di saat latihan sekarang bisa tampil serius.

Kulihat Hyunseung memandang sekilas ke arahku dari atas panggung. Aku pun tersenyum melihatnya. Adikku itu ternyata sangat berbakat. Dia mempunyai suara yang bagus, bisa menari, penampilannya pun lumayan (?), walaupun kadang-kadang dia menyebalkan dan suka over protective terhadapku -_-

“Lebih mengagumkan siapa? Aku atau salah satu dari mereka?” Tanya Xander mengagetkanku.
“Mereka.”
“Yah, kau tidak perlu berpura-pura seperti itu. Daritadi aku perhatikan, kau terus saja melihat ke arahku.”
“Omona Xander-ah, kau terlalu percaya diri.”
“Yes, I’m Alexander.” Mendengarnya berkata seperti itu aku hanya memutar kedua bola mataku. Dan dia pun berlalu meninggalkanku karena dia harus segera berkumpul dengan teman-temannya.

*Selesai acara*
Aku melangkahkan kakiku menuju van BEAST, mereka meninggalkanku sendirian lagi, karena aku harus ke toilet dulu.
Saat aku baru sampai lobby gedung itu, kulihat Leeteuk-ssi sjuga sedang berada di situ, saat dia melihatku, dia pun segera berlari menghampiriku.
“Eng.. Yoon Hee-ssi. Annyeong.” Katanya gugup.
“Ne, annyeong.” Jawabku datar.
“Hmm,, mengenai nomor ponselmu, sebenarnya aku yang memaksa Gi hae untuk memberikan nomormu. Jadi aku mohon, kau jangan marah pada Gi Hae lagi yaa.”
“Memangnya kata siapa aku marah padanya?”
“Aku bisa melihatnya dari sikapmu dan tatapanmu itu.”
“Ooh. Sebenarnya untuk apa kau meminta nomor ponselku?” tanyaku penasaran.
“Eng, itu.. aku..”
“Yoon Hee-yah.” Kata Xander tiba-tiba berteriak di belakangku, “Leeteuk hyung, kau sedang apa ada di sini?” lanjut Xander begitu sudah berada di dekat kami.
“Aku, aku hanya sedang berbicara dengan Yoon Hee-ssi.” Jawab Leeteuk-ssi pada Xander sambil tersenyum gugup.
“Jadi kalian sudah saling kenal?” Tanya Xander lagi pada kami berdua.
“Ne.” jawabku singkat.
“Alexander, kau juga kenal dengan Yoon Hee-ssi?” Tanya Leeteuk-ssi.
“Ne. tentu saja hyung, masa aku tidak mengenal calon istriku.” Jawab Xander santai. Sudah 3 kali dia mengakuiku sebagai calon istrinya. Sebenarnya ada apa sih dengan seorang Alexander Lee Eusebio hari ini -_-  selesai Xander mengucapkan kata-kata itu, kulihat mimik wajah Leeteuk-ssi yang berubah menjadi shock dan dia pun segera berpamitan pada kami berdua.
“Yah, Alexander. Apa maksudmu bilang pada orang-orang bahwa aku ini calon istrimu?” tanyaku setelah Leeteuk-ssi meninggalkan kami berdua.
“Bukankah kenyataannya seperti itu??”
“Mwo?? Jika kau ingin aku untuk menjadi calon istrimu, maka mintalah orang tuamu untuk melamarku atau kau bawa aku ke Macau sekarang dan minta mereka untuk segera menikahkan kita.“
“Baiklah, aku akan menelpon mereka untuk segera melamarmu.” Katanya sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya.
“Yah, aku hanya bercanda saja Xander-ah.” Kataku segera menyambar ponselnya sebelum dia melakukan hal yang bodoh.
“Hahahaha,, aku juga hanya bercanda saja Yoon Hee.”
“Baguslah kalau begitu. Lagipula cita-citaku itu memiliki suami seperti SS501 Kim Hyun Joong” *AN: ceritanya Yoon Hee ngepens sama lead Joong v.v*
“Cita-cita macam apa itu -___- Memangnya kau tidak mau menikah denganku?”
“Siapa yang mau menikah dengan pria yang hanya memikirkan makanan saja.” Kataku menggumam.
“Aku mendengar apa yang kau katakan. Oh iya, kau pulang dengan siapa sekarang?”
“Aku pulang dengan BEAST.”
“Mereka lagi?”
“Memangnya kenapa? Mereka itu teman-teman adikku.”
“Baiklah. Oh iya, setelah acara ini, aku bebas loh.”
“Lalu?
“Kau mau makan ice cream denganku?”
“Ya, tentu saja, sudah lama sekali aku tidak makan ice cream berdua denganmu. Tapi aku harus minta ijin dulu dengan Hyunseung.”
“Ya sudah, kau telpon saja hyunseung.”
Akupun segera berjalan agak menjauh darinya dan menelpon hyunseung.
“Yeoboseyo.” Sapaku setelah Hyunseung mengangkat teleponku.
“Ne, noona. Kau ada dimana? Apakah kau tersesat? Atau kau diculik? Kau lama sekali.” Tanya Hyunseung dengan malas-malasan, sepertinya dia sudah mengantuk.
“Yah, jika aku memang lama, kenapa kau tidak mencariku? Bagaimana jika aku memang benar-benar diculik.”
“MWO?? KAU DICULIK?” tiba-tiba dia berteriak di telepon dan kudengar suara ramai dari seberang telepon sana.
“*sigh* aku tidak diculik Hyunseung-ah, lagipula jika aku diculik, mana mungkin aku bisa menelponmu.. aku hanya mau bilang kalau aku tidak bisa pulang bersama kalian, karena Xander mengajakku makan ice cream.”
“Ooh, syukurlah kalau kau tidak diculik. Tapi memangnya siapa yang mengajakmu makan ice cream malam-malam seperti ini?”
“Hmm, sepertinya tadi aku sudah memberitahumu bahwa XANDER yang mengajakku.” Kataku menekankan kata Xander padanya.
“Ooh, Xander hyung. Baiklah, aku percaya jika kau pergi dengannya. Hati-hati noona. Annyeong.” Katanya lalu menutup teleponnya.
“Astaga, anak ini. seharusnya kan aku yang menutup teleponnya terlebih dahulu,” kataku sambil kembali berjalan mendekati Xander.

*Alexander POV*
Setelah berpamitan dengan teman-teman dan managerku, aku melangkah menuju lobby untuk mencari Yoon Hee dan kulihat dia dengan sedang mengobrol dengan seorang pria. Tumben sekali dia mau berbicara dengan pria asing.
“Yoon Hee-yah.” Teriakku padanya sambil berjalan mendekatinya, “Leeteuk hyung, kau sedang apa ada di sini?” aku kaget sekali, ternyata yang dari tadi mengobrol bersama dengan Yoon Hee adalah Leeteuk hyung.
“Aku, aku hanya sedang berbicara dengan Yoon Hee-ssi.” Jawab Leeteuk hyung dengan gugup.
“Jadi kalian sudah saling kenal?” tanyaku.
“Ne.” jawab Yoon Hee singkat, seperti biasa.
“Alexander, kau juga kenal dengan Yoon Hee-ssi?” Tanya Leeteuk hyung padaku.
“Ne. tentu saja hyung, masa aku tidak mengenal calon istriku?” Jawabku dengan santai. Entah kenapa ada yang aneh dengan sikapku hari ini. setiap kali ada orang yang menanyakan status hubunganku dengan Yoon Hee, aku selalu saja menjawab bahwa dia itu adalah calon istriku. Kulihat ekspresi Leeteuk hyung langsung berubah begitu mendengar kata-kataku dan dia pun segera berpamitan meninggalkan kami berdua.
“Yah, Alexander. Apa maksudmu bilang pada orang-orang bahwa aku ini calon istrimu?” Yoon Hee bertanya dengan wajah galaknya  -_-
“Bukankah kenyataannya seperti itu??” Sejak dahulu juga aku sering mengakui Yoon Hee sebagai calon istriku, apa bedanya dengan sekarang?
“Mwo?? Jika kau ingin aku untuk menjadi calon istrimu, maka mintalah orang tuamu untuk melamarku atau kau bawa aku ke Macau sekarang dan minta mereka untuk segera menikahkan kita.“
“Baiklah, aku akan menelpon mereka untuk segera melamarmu.” Kataku sambil mengeluarkan ponselku dan berpura-pura ingin menelpon orang tuaku.
“Yah, aku hanya bercanda saja Xander-ah.” Katanya segera menyambar ponselku dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.
“Hahahaha,, aku juga hanya bercanda saja Yoon Hee.”
“Baguslah kalau begitu. Lagipula cita-citaku itu memiliki suami seperti SS501 Kim Hyun Joong”
“Cita-cita macam apa itu -___- Memangnya kau tidak mau menikah denganku?”
 “Siapa yang mau menikah dengan pria yang hanya memikirkan makanan saja.” Katanya menggumam. Aku ingin sekali marah padanya begitu mendengar ucapannya,. Namun aku tidak pernah bisa marah padanya. Tapi apakah memang benar di otakku hanya ada makanan saja =.=
“Aku mendengar apa yang kau katakan. Oh iya, kau pulang dengan siapa sekarang?”
“Aku pulang dengan BEAST.”
“Mereka lagi?” aku benar-benar curiga dengan Yoon Hee, kenapa dia bisa begitu cepat dekat dengan mereka, padahal dulu untuk dekat denganku saja memakan waktu yang lama -.-
“Memangnya kenapa? Mereka itu teman-teman adikku.”
“Baiklah. Oh iya, setelah acara ini, aku bebas loh.”
“Lalu?
“Kau mau makan ice cream denganku?”
“Ya, tentu saja, sudah lama sekali aku tidak makan ice cream berdua denganmu. Tapi aku harus minta ijin dulu dengan Hyunseung.”
“Ya sudah, kau telpon saja hyunseung.”
Diapun segera berjalan agak menjauh dariku dan aku hanya memperhatikan dia menelpon, tidak berapa lama dia kembali dan segera mengajakku pergi.
“Kkaja Xander-ah, aku tidak mau kalau sampai kehabisan ice cream.” Katanya sambil menarikku.
“Baiklah, tidak bisakah kau sabar sedikit?”
“Tidak. Tidak. Tidak.” Jawabnya dan kembali menarikku.
Setelah sampai di toko ice cream favorit kami, kamipun segera memesan ice cream kesukaan kami berdua dan kami kembali berjalan-jalan menuju taman tempat kami pertama bertemu dulu..
“Yoon Hee-yah, kau ingat taman ini?”
“Tentu saja aku mengingatnya Xander-ah.”
 *End of Alexander POV*

“Tentu saja aku mengingatnya Xander-ah.” Kataku padanya sambil memakan ice creamku. Mana mungkin aku melupakan tempat ini.

*Flashback*
Aku hanya duduk sendirian di ayunan ini, aku memperhatikan Hyunseung yang sedang bermain dengan teman-temannya. Appa dan Umma yang mengajak kami ke taman ini, mereka bilang aku harus kembali terbiasa bersosialisasi dengan lingkungan luar. Sebenarnya aku lebih menyukai tinggal di rumah dan menghindari bertemu dengan orang asing.
“Hallo. Kenapa kau sendirian saja di sini?” Tanya seorang anak laki-laki yang membawa sebuah boneka beruang.

“…….”
“Kenapa kau diam saja? Kau bisu ya?”
“…….”
“Yah, kau mau mengganggu noonaku ya?” tiba-tiba saja Hyunseung muncul dan memukul anak laki-laki itu.
“Tidak. Aku hanya ingin berteman dengannya.” Jawab anak laki-laki itu membela dirinya.
“Benarkah dia tidak mengganggumu noona?”
“Ne Hyunseung-ah.” Jawabku akhirnya.
“Ooh baiklah.” Katanya padaku lalu menatap anak laki-laki itu, “Dan kau, jika kulihat kau mengganggu noonaku, kau akan berhadapan denganku.” Katanya sambil menunjuk wajah anak laki-laki itu, lalu Hyunseung pun pergi meninggalkan kami.
“Jadi, namamu siapa?” Tanya anak laki-laki itu lagi.
“Yoon Hee. Jang Yoon Hee.”
“Dan yang tadi itu? Adik kembarmu?” tanyanya lagi dan akupun menganggukan kepalaku. “Oh iya, perkenalkan, namaku Alexander Lee Eusebio. Tapi kau bisa memanggilku Xander.” Katanya sambil mengulurkan tangannya padaku, sedangkan aku hanya diam saja dan tak menyambut uluran tangannya.
“Kau sedang sedih ya?” lanjutnya, “Baiklah, tunggu sebentar di sini, aku akan membelikan kau sesuatu agar kau tidak sedih lagi.” katanya sambil berlari menjauhiku.
Akupun menuruti kata-katanya, aku menunggunya di ayunan ini. Tak lama dia pun datang membawa 2 ice cream.
“Ini, yang rasa coklat ini untukmu, satunya untukku.” Katanya sambil menyerahkan satu ice cream padaku, “Ice cream bisa membantumu tersenyum dan melupakan kesedihanmu.” Katanya sambil kembali duduk di ayunan sebelahku. Kamipun segera menghabiskan ice cream itu.
“Bagaimana? Apakah kau masih bersedih?” tanyanya setelah ice cream kami habis.
“…………”
“Kau masih bersedih ya?” Tanya dia kembali dengan agak khawatir.
“Ice cream tidak bisa mengembalikan Umma dan Appaku.” Jawabku hampir menangis.
“Memangnya umma dan appamu kemana?”
“Mereka bilang umma dan appa pergi ke tempat Tuhan.” kataku sambil menangis mengingat appa dan ummaku.
“Yah, kau jangan menangis. Nanti adikmu mengira aku mengganggumu lagi. Kau tahu, adikmu itu seram sekali tadi sewaktu memarahiku.” Kulihat wajahnya yang ketakutan dan akhirnya akupun tersenyum karena melihat wajahnya itu.
“Noona-yah, ayo kita pulang.” Kata Hyunseung yang tiba-tiba saja langsung menarikku pergi dari taman ini.
Setelah hari itu, Xander selalu saja membawakan aku ice cream, awalnya aku selalu menolak, aku takut kalau dia hanya pura-pura baik saja padaku. Namun melihat sikapnya yang tidak pantang menyerah seperti itu, aku jadi yakin bahwa dia memang mempunyai maksud yang baik denganku. Atau dia adalah malaikat yang dikirim appa dan umma untuk menjagaku?
*End of Flashback*

“Kau tahu Xander-ah. Wajahmu lucu sekali ketika kau ketakutan karena dimarahi oleh Hyunseung.” Kataku sambil mentertawakannya.
“Hahahahahaha.. wajah Hyunseung saat itu benar-benar menyeramkan. Ditambah sikap dinginmu saat itu. Seandainya saat itu kau tidak berbicara, mungkin Hyunseung sudah memukulku terus.”
“Adikku tidak segalak itu.” kataku sambil memukul pelan kepalanya.
“Yah, jangan pukul kepalaku seperti itu. aku ini masih lebih tua darimu. Lagipula kau harusnya memanggilku oppa.”
“Aku tidak mau memanggilmu oppa.” Kataku bergumam.
“Tapi benar, Hyunseung itu sangat galak jika itu sudah menyangkut tentang dirimu.”
“Ya aku tahu itu.”
“Tidak heran kalau kalian itu kembar. Sifat kalian benar-benar mirip terutama di bagian marah memarahi orang..”
“Kau bilang apa Xander?? Jika berbicara jangan berbisik-bisik seperti itu, aku tidak mendengarnya.”
“Tidak.. tidak.. aku hanya sedang bernyanyi saja.. Oh iya, kuperhatikan kau dekat sekali ya dengan teman-teman Hyunseung. Apakah kau berpacaran dengan salah satu dari mereka?” pertanyaan Xander membuatku benar-benar kaget.
“MWORAGO?”
“Apakah kau berpacaran dengan salah satu dari mereka?” ulangnya, namun kali ini dia seperti mengeja kata-kata itu untukku.
“Anniyo. Darimana kau mendapat kesimpulan seperti itu?”
“Tidak apa-apa. Aku hanya penasaran saja. Tapi sepertinya ada salah seorang teman Hyunseung yang menyukaimu.”
“Kau itu sok tahu sekali Xander.”
“Aku seorang pria, aku tahu jika pria sedang jatuh cinta.”
“Memangnya kau pernah jatuh cinta?”
“Hmm…”
“Berpacaran saja belum pernah.”
“Yah, kau juga kan belum pernah berpacaran.”
“Jangan ubah topic pembicaraan kita, Xander.”
“Kau pasti menungguku menyatakan cinta kan?”
“Ya Tuhan, kenapa kau ciptakan manusia yang mempunyai percaya diri berlebihan seperti dia?” kataku sambil melihatnya.
“Hahahahahahahaha,, sudahlah jika seperti ini terus, kita tidak akan pernah selesai.” Katanya mengalah, “Sudah malam, ayo kita pulang. Aku tidak mau dimarahi oleh appa dan umma mu. Juga oleh managermu karena membiarkanmu makan ice cream dan mengajakmu keluar malam-malam. Atau mungkin oleh Leeteuk hyung.”
“Yah, kenapa kau membawa-bawa nama Leeteuk-ssi?”
“Sepertinya dia menyukaimu Yoon Hee.”
“Oke, cukup membahas masalah ini. Kau mau mengantarku pulang atau tidak?”
“Iya, aku akan mengantarmu pulang.” Kamipun berjalan berdampingan dan bercanda seperti biasa.
Malam ini aku sangat senang sekali karena aku akhirnya bisa menghabiskan waktu bersama Xander walau hanya sebentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar